MASUK SURGA TANPA PERNAH MENDIRIKAN SHALAT
Adalah 'Amru bin Tsabit bin Waqasy, yang dikenal juga dengan panggilan al-Ushairim, berasal dari Suku 'Aus Bani Asyhal. Dia masih ragu terhadap kebenaran ajaran Islam, padahal saudara-saudara se-sukunya telah masuk Islam.
Karena belum memeluk Islam, al-Ushairim sering bermain sendiri. Saudara-saudaranya yang Muslim jarang mengajaknya dalam setiap pertemuan. Demikian pula al-Ushairim, merasa malu untuk menghadiri setiap pertemuan saudara-saudaranya. Mungkin, ibarat magnet, al-Ushairim sudah habis daya magnetiknya sehingga tidak bisa tersedot atau tidak bisa menyedot benda-benda lain.
Ketika terjadi Perang Uhud, al-Ushairim merasa di Madinah menjadi sepi. Para lelaki yang mampu berperang, semua berangkat ke Bukit Uhud. Ada beberapa temannya yang masih bisa diajak ngobrol bernama Sa'ad bin Mu'adz, juga tidak ada di tempat. Al-Ushairim merasa sepi. Dia mencari tahu, kemana perginya Sa'ad?
Dia hanya menemukan Rasulullah Saw yang hendak bersiap-siap menuju tempat sahabat-sahabatnya. Beliau sama berniat memimpin pasukan Islam untuk menahan serangan pasukan musyrikin Mekah. Al-Ushairim bertanya kepada Rasulullah Saw. : "Ya Muhammad, mungkin engkau tahu dimanakah Sa'ad bin Mu'adz?"
Rasulullah Saw menjawab, "Semua laki-laki di Madinah sedang berangkat menuju Uhud."
"Berperangkah semuanya?", al-Ushairim bertanya lagi.
"Ya." Jawab Rasulullah Saw
Di sinilah Allah SWT mengetuk hati al-Ushairim. Mendadak hatinya terbuka untuk menerima Islam sebagai agamanya. Seketika itu juga dia menyatakan keislamannya di depan Rasulullah Saw. Setelah itu dia pulang ke rumahnya untuk mengambil tombak dan pedang miliknya lalu menaiki kuda ke Bukit Uhud.
Sesampainya al-Ushairim di tempat pasukan Islam, dia ikut bergabung dengan mereka. Tetapi teman-teman yang mengenalnya masih kafir menolaknya. "Menjauhlah engkau dari kami, sebab kami akan berperang melawan pasukan musyrikin Mekah. Kami khawatir engkau akan mengkhianti kami..."
Al-Ushairim menjawab : "Aku telah beriman barusan di depan Rasulullah Saw dan pulang membawa peralatan perang untuk bergabung dengan kalian."
"Benarkah?"
"Ya."
Lalu pasukan Islam pun menerima al-Ushairim sebagai bagian pasukan Islam.
Ketika perang berkecamuk, al-Ushairim dengan gagah masuk ke medan perang. Hatinya sudah bulat untuk membela Islam. Jiwa dan raganya sudah dipasrahkan untuk diserahkan kepada Allah Rabb al-'alamiin. Allahu Akbar.... Allahu Akbar.... Laa ilaaha illal-Laah Muhammad Rasuulullaah.
Dalam pertempuran itu al-Ushairim terluka parah. Dia diketemukan oleh saudara se-Bani Asyhal yang belum mengetahui keislaman al-Ushairim. "Ini Ushairim. Kenapa dia ada di sini? Bukankah ketika kita tinggalkan untuk berperang dia masih kafir?"
Lalu seorang dari Bani Asyhal bertanya kepada al-Ushairim, "Apakah kamu berperang karena fanatik kesukuan ('Aus) atau membela Islam?"
Jawab al-Ushairim, "Aku berperang karena Islam. Aku masuk Islam di depan Rasulullah Saw sesaat sebelum terjadi perang. Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Aku luka parah. Jika aku meninggal, kuserahkan semua hartaku untuk Muhammad. Silakan dipergunakan sekehendak hatinya." Setelah itu al-Ushairim pun meninggal.
Ketika kematian al-Ushairim dilaporkan kepada Rasulullah Saw., beliau berkomentar : "Innahu min ahlil jannah." (Dia termasuk ahli surga).
Komentar Rasulullah Saw itu membuat heran beberapa sahabat. Bukankah al-Ushairim belum melakukan ajaran Islam yang dilakukan para sahabat? Shalat pun belum dikerjakan. Namun Rasulullah Saw bersabda : 'Amilan qaliilan wa ujira. (Amalnya sedikit tapi ganjarannya besar).
Itulah al-Ushairim. Dia menjemput momen terbaik atas idzin Allah. Asal dia melakukan semua kerjanya dengan ikhlas maka surga akan menjemputnya.
Pernah Abu Hurairah bertanya kepada para sahabat lainnya, "Siapakah sahabat yang masuk surga, padahal belum pernah shalat?" Mereka tidak ada yang menjawab. Lalu Abu Hurairah yang menjawab sendiri pertanyaannya itu. "Dia adalah al-Ushairim bin Abdil Asyhal."
No comments:
Post a Comment